Nikmati saja hujan dengan secangkir kopi hangat dan obrolan di blog ini....

Senin, 18 Agustus 2014

Apa Agamamu? Mmm... Kasih Tahu Gak Ya??





Suatu hari saya berjumpa dengan seorang kawan yang menjadi calon sementara wakil rakyat di suatu daerah. Seperti calon-calon yang lain, kawan saya pun juga mengadakan sosialisasi ke daerah-daerah. Kawan saya bercerita kalau banyak orang yang menanyakan “agama bapak apa?”. Terus terang inilah dilema yang ia alami. Ia adalah seorang Kristen yang mencalonkan diri di daerah yang mayoritas beragama Islam. Kalau ia jujur dengan menyebutkan saya Kristen, tentu jawaban itu akan menurunkan rasa simpati masyarakat untuk memilih dirinya. Untuk menyikapi hal tersebut teman saya pun mengatakan, “Tuhan saya sama seperti Tuhan anda”. Hmmm… cukup cerdik juga.

Masihkah perlu di jaman ini kita mempermasalahkan agama? Itulah pertanyaan yang membuat kita berpikir ulang mengenai agama. Agama itu bukanlah sekedar identitas. Agama itu tidak sekedar hitam di atas putih seperti yang tertera di kartu identitas kita. Tapi agama adalah jalan pribadi yang kita pilih untuk memaknai keagungan Tuhan. Jikalau demikian, sebenarnya agama bukanlah sesuatu yang harus dipermasalahkan di dalam kehidupan bersama.

Sejarah bangsa ini telah membuat agama menjadi sesuatu yang hanya bersifat identitas semata. Sejak peristiwa G 30 SPKI pemerintah mewajibkan setiap warga Indonesia untuk beragama. Inilah awal mula pendangkalan makna agama. Agama bukan lagi sesuatu yang benar-benar diyakini dan diimani tetapi hanya sekedar identitas untuk melegalkan diri. Belum lagi pembatasan agama yang diakui di Indonesia hanya ada lima menunjukkan betapa sempitnya pandangan masyarakat kita akan hubungan manusia dengan Tuhan.

Agama bukanlah tembok yang membatasi langkah jelajah kita. Novel Life of Pi begitu banyak memberikan saya inspirasi akan konsep beragama. Kisah seorang anak keluarga India bernama Pi yang meskipun sejak kecil diajarkan agama Hindu tetapi mencoba untuk mencari pengalaman bersekutu dengan Tuhan melalui agama-agama yang lain. Ia merasakan kedamaian saat belajar sholat. Ia merasakan suka cita saat mengenal Yesus. Dan Pi pun menerima semua ajaran tersebut sebagai sebuah ekspresi manusiawi di hadapan Tuhan. Tidak ada lagi sekat di mana agama hanya dimaknai sebagai identitas. Agama adalah wujud pengakuan diri di hadapan Tuhan.

Jadi, apakah agamamu? Mmmm…. Kita menyembah Tuhan yang sama kok, tenang saja…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar